RSS Feed

  • Twitter
  • Digg
  • Stumble

Minggu, Maret 07, 2010

pasar..pasar....


Lihat artikel di Kolom Kita punya detik.com yang judulnya ke Pasar Yuk jadi inget kemarin aku juga pasar. hehe...trus apa hubungannya??

Hubungannya adalah.....cuma pengen cerita aja sih, hhihihi....

Yang jelas, waktu baca artikel itu, aku juga merasakan hal yang serupa. Selama ini jarang banget mau ke pasar. Dari jaman masih kecil sampai udah gede seperti sekarang, males aja mau diajak ke pasar. Alasannya cuma satu sih, pasar itu pasti kotor, jorok, bau, dan becek...dulu pernah dipaksa nemenin mama ke pasar. waktu melewati lapak yang isinya ikan, wahh...perut langsung mual-mual deh. habis itu kapok diajak ke pasar. dan akhirnya bikin deal dengan mama. Urusan masak di dapur aku mau banget bantuin tapi urusan beli bahan memasak di pasar, itu urusannya mama atau si bibi yang bantu-bantu di rumah, hihihi....

Waktu kuliah juga jarang banget ke pasar. kalau ke pasar paling cuma beli sayur dan buah. Dulu mikirnya mending beli makanan aja deh daripada masak. Apalagi untuk ukuran di Jogja yang harga makanannya masih murah meriah....( whoaaa...jadi mupeng pengen tinggal di sana lagi...)


Tapi sekarang, living in the mother of city (hihihi...julukan buatan sendiri) jakarta, bikin kantong bolong. makanan lumayan mahal. Lumayan kan bisa berhemat dengan masak sendiri tiap weekend. Apalagi sekarang harus berhemat nih. Gara-gara 2 minggu kemarin udah gila-gilaan belanja alias jadi shopaholic. Minggu ini di rem dulu ah hasrat belanja dan jalan-jalannya. (hayooo..ingat nabung...nabung..)

Jadilah kemarin berbelanja di pasar tradisonal dekat kost. Wah biaya belanja sayur dan ikannya seharga dengan satu porsi makanan kalau beli di luar, hehe...lumayan kan apalagi belanjaannya bisa buat makan 2 hari...hhmmm...

dan..hey, ternyata nggak semua pasar kotor dan bau kok. Walau masih agak berantakan lapak-lapaknya, tapi masih bisa dibilang lumayan lah. dan, kalau di awal-awal ke pasara pasti pusing karena ramai dan penuhnya pasar, sekarang sudah mulai terbiasa lah. dan belajar tawar menawar lah...apalagi kan sebagai seorang gadis (tssaahh...) yang pasti akan berperan sebagai ibu rumah tangga....(duilee...) Jadi harus belajar buat jadi ibu-ibu yang ke pasar, lalu memasak sendiri hihihi...

Dulu, lebih suka belanja di swalayan dan supermarket karena lebih nyaman. Tapi ternyata ada juga pasar tradisonal yang dibuat lebih modern dan nyaman. Mudah-mudahan semua pasar tradisional bisa seperti itu ya....agar para pedagang-pedagang di pasar tradisional nggak lenyap karena serbuan swalayan atau supermarket dengan merk luar negeri. kalau bukan kita, siapa lagi yang bisa membantu mereka. Makanya ayo kita tetap berbelanja di pasar ya....

Apalagi sekarang lagi pengen menerapkan weekend murah meriah paling nggak 2 kali dalam sebulan. kayak apa sih?
Simpel aja sih, kalau liburan weekeng gini, jangan jalan-jalan atau keluar. cukup di kost aja, masak sendiri terus ngisi waktu dengan baca novel atau nonton dvd. This is it! Liburan murah ala Farah Quinn eh salah, ala wiwi...hahaha....

Okaylah, perut mulai keroncongan. Sekarang mau masak nasi goreng dulu yaaa.....


Nb. gambar diambil dari artikel yg disebut diatas.
Read More ..

Rabu, Maret 03, 2010

perjalanan


hidup itu sebuah pilihan

hidup ibarat sebuah perjalanan

sounds familiar?

yup, kita pasti sering mendengar kata-kata itu, entah di buku, film atau di televisi.

Bosan. mungkin itu yang terlintas.
Tapi pernahkah kita berpikir bahwa, ada di suatu waktu, saat kita merenung lagi (atau melamun :D ), maka kita meresapi kata-kata itu.

Hidup itu pilihan, tentang bagaimana pilihan itu akan menentukan perjalanan hidup kita ke depan. Tujuan perjalanan itu juga suatu pilihan. Kita juga memilih bagaimana cara kita menjalani hidup ini.


Haduh, kacau ya bahasaku?

Hmm....mungkin bisa diibaratkan hidup adalah sebuah mobil, tentu kita punya tujuan waktu naik mobil. Jalan yang kita lalui waktu naik mobil bisa diibaratkan waktu yang berjalan. Sebelum menjalankan mobil, kita butuh oli, bensin, serta mesindan ban mobil yang dalam kondisi baik, agar perjalanan kita lancar sampai tujuan.


Kadang jalan yang kita lalui adalah jalan tol yang mulus, kadang juga jalan berbatu dan penuh kerikil tajam sehingga kita perlu hati-hati berjalan. Ibaratkan itu adalah suatu ujian hidup.

Kita senang saat berkendara di jalan tol yang mulus dan lurus. dan tidak suka ketika berjalan di atas jalan berbatu.

Tapi tahukah kamu bahwa kita tetap harus waspada terhadap jalan yang mulus dan lurus? kita terlena dan tak menyadari bahwa kecepatan kita bertambah, dan kita terkantuk-kantuk saking mulusnya perjalanan kita. Tanpa kita sadari mungkin kita hampir menabrak mobil lain di depan kita.
Bandingkan kalau kita berkendara di jalan yang kasar dan berbatu, kita selalu waspada dan hati-hati. Pelan namun pasti, walau kadang menggerutu dan mengumpat, tapi kita selalu bersabar hingga kita sampai di tujuan dengan perasaan bahagia.

Ibaratnya kita hidup yang mulus dan lurus. bisa jadi itu adalah cobaan yang sedang kita alami. tentang bagaimana kita menghadapi segala rejeki dan kebahagiaan yang berlimpah. Akankah kita menjadi terlena dan lupa?

Kalau kita diuji dengan hidup yang seperti jalan kasar dan berbatu, benarkah itu adalah suatu cobaan? kita diuji untuk terus mengingatNya dan menghadapi segalanya dengan sabar dan tawakal. dan percaya bahwa keajaiban itu akan datang. karena Allah menyayangi kita. Karena Allah takkan memberikan cobaan yang tak bisa dihadapi oleh kita, manusia....

Just be brave....
for life....
Read More ..